SAMARINDA – Dalam rangka meningkatkan kualitas dan transparansi pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) di tingkat daerah, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyelenggarakan pelatihan Sistem Elektronik Musabaqoh Tilawatil Quran (E-MTQ). Pelatihan ini diadakan bagi para operator dari 18 kecamatan serta pengurus LPTQ Kutim dan berlangsung pada 28 hingga 31 Oktober 2024 di Swiss-Belhotel Samarinda.
Ketua Harian LPTQ Kutim, H. Saripuddin, mengungkapkan bahwa pelatihan ini dilakukan untuk memastikan agar setiap tahap MTQ berjalan lancar dan akurat, mulai dari pendaftaran peserta, verifikasi berkas, hingga penilaian. Menurutnya, penerapan E-MTQ akan membantu meminimalkan kesalahan serta penyimpangan dalam proses penyelenggaraan MTQ. “Pelatihan ini bertujuan untuk meminimalkan penyimpangan dan kesalahan dalam proses MTQ, sehingga menghasilkan MTQ yang berkualitas,” jelasnya.
Saripuddin juga menambahkan bahwa pelatihan E-MTQ ini sejalan dengan arahan LPTQ Nasional yang menginstruksikan penggunaan aplikasi E-MTQ dalam penyelenggaraan MTQ Nasional ke-30 di Kalimantan Timur. Ia menyebut bahwa sistem ini terbukti efektif dalam menjamin transparansi, sehingga aplikasi ini perlu diadaptasi di tingkat daerah, termasuk di Kutim. “Penggunaan aplikasi ini menjamin transparansi dan efektivitas dalam pelaksanaan MTQ, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di daerah seperti Kutim,” terang Saripuddin.
Pelatihan ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim). Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kabupaten, Poniso Suryo Renggono, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang diraih para peserta asal Kutim dalam MTQ Nasional XXX yang lalu. Ia menilai bahwa teknologi menjadi faktor penting dalam mempertahankan bahkan meningkatkan capaian prestasi MTQ di masa depan. “Hasil yang membanggakan ini harus kita jaga. Untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi, kita harus terus berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi,” jelasnya.
Menurut Poniso, langkah inovasi digital dalam administrasi MTQ, mulai dari pendaftaran, penilaian, hingga pelaporan hasil lomba, merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan masa depan. “Apakah kita mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi ini? Jawabannya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Sirajuddin menyebutkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh LPTQ Kutim dengan cepat. Pelatihan E-MTQ ini, tambahnya, diselenggarakan sebagai persiapan menuju MTQ Provinsi Kalimantan Timur yang akan dilaksanakan pada Mei 2025. Untuk memperkuat pelatihan ini, LPTQ Kutim mengundang narasumber berpengalaman, seperti Faisal Muhammad dan H. Rijal Ahmad Rangkuty, Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Alquran dan Alhadist dari Kementerian Agama RI.
Dengan pelatihan ini, diharapkan penyelenggaraan MTQ di Kutim akan lebih efisien serta mampu menjawab tantangan globalisasi dan digitalisasi. LPTQ Kutim berharap langkah ini menjadi standar baru dalam penyelenggaraan MTQ, menciptakan kompetisi yang adil, transparan, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.(Ltr1)