SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman secara resmi membuka Rapat Koordinasi dan Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Kutim, Kamis (23/10/2025). Kegiatan yang digelar di Ruang Rapat Bappeda ini dihadiri oleh unsur Forkopimda, perwakilan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim-Kaltara, serta anggota Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (TP2ED) Kutim. Hadir pula narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, di antaranya Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri RI, Koordinator PPED Wilayah Kalimantan, dan Kepala Biro Perencanaan Kemendagri RI.
Dalam laporannya, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kutim, Ripto Widargo, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting bagi TP2ED Kutim dalam memantapkan pengisian data kelompok kerja perangkat daerah ke dalam dashboard yang disiapkan oleh Kemendagri.
“Data yang ditampilkan nantinya merupakan informasi yang sudah divalidasi oleh produsen data, yaitu perangkat daerah,” jelasnya.
Bupati Ardiansyah dalam arahannya menegaskan bahwa pembentukan TP2ED merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Dalam Negeri serta implementasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2029.
Menurut Bupati, perekonomian Kutim saat ini terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kutim tercatat sebesar 9,82 persen.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa arah kebijakan pembangunan daerah kita berada di jalur yang tepat,” ujarnya.
Meski demikian, Bupati menekankan bahwa keberhasilan ekonomi tidak boleh hanya diukur dari besarnya angka pertumbuhan semata. Ia menilai, angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang penting sebagai indikator keberhasilan kebijakan makro, namun esensi utama pembangunan adalah bagaimana hasil pertumbuhan tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Pertumbuhan ekonomi yang kita kejar bukan hanya besar secara angka, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Bupati menambahkan, arah pembangunan Kutim ke depan harus lebih menitikberatkan pada pemerataan hasil pembangunan, peningkatan daya beli masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja yang produktif. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya bersifat eksklusif di sektor tertentu, tetapi inklusif, menyentuh hingga ke pelosok desa dan memberi ruang bagi masyarakat untuk tumbuh bersama.
Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, Bupati menegaskan pentingnya peran Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (TP2ED) sebagai motor penggerak dan pengendali kebijakan strategis di sektor ekonomi. TP2ED, lanjutnya, harus mampu memastikan bahwa setiap program pembangunan berjalan selaras dengan visi daerah dan memberikan manfaat konkret bagi masyarakat. Tim ini diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai forum koordinasi, tetapi juga sebagai katalis yang mendorong sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Langkah-langkah tersebut meliputi percepatan realisasi APBD dan investasi, percepatan pembangunan infrastruktur, pengendalian harga bahan pokok, pencegahan ekspor-impor ilegal, perluasan lapangan kerja, peningkatan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan, serta penyederhanaan proses perizinan. Seluruhnya diharapkan dapat memperkuat hilirisasi produk lokal dan menciptakan iklim investasi yang sehat, kompetitif, dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Bupati menambahkan bahwa sembilan langkah konkret yang disepakati tersebut sejalan dengan visi pembangunan Kutim, yaitu “Terwujudnya Kutim yang Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing.” Setiap langkah menjadi bagian penting dari 50 program unggulan pemerintah daerah yang menitikberatkan pada penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan.
Di akhir sambutannya, Bupati mengajak seluruh perangkat daerah untuk memperkuat kolaborasi, berpikir progresif, dan menjadikan TP2ED sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi daerah.
“Dengan komitmen dan sinergi semua pihak, saya yakin Kutai Timur mampu mempercepat transformasi ekonominya menuju kemandirian dan keberlanjutan, sejalan dengan visi Kutim yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” tutupnya.(kopi12/kopi13/Ltr1)
