Oleh: Yulius Alvian

SANGATTA SELATAN – Nama Pertamina selama ini identik dengan perusahaan energi yang mengelola sumber daya alam Indonesia. Namun, di Kampung Budidaya Jamur Tiram Desa Persiapan Pinang Raya, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Pertamina menunjukkan wajah lain yang lebih humanis, peduli, dan berpihak pada pemberdayaan masyarakat.

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina EP Sangatta Field menggandeng warga setempat yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Berseri untuk mengembangkan budidaya jamur tiram. Program ini membuktikan bahwa kehadiran perusahaan bukan sekadar mengambil manfaat dari bumi, tetapi juga mengembalikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Pertamina EP Sangatta Field hadir memberikan pendampingan, pelatihan, penyediaan sarana budidaya jamur, hingga mendirikan dapur produksi serta melengkapi warga dengan alat pencacah dan mesin kukus baglog (media tanam). Sementara masyarakat berperan aktif mengelola, merawat, dan memasarkan hasil panen. Dari sinilah tercermin semangat gotong royong yang menjadi modal utama keberhasilan program.

“Kami percaya bahwa keberhasilan sebuah program bukan hanya diukur dari bantuan yang diberikan, tetapi dari sejauh mana masyarakat bisa mandiri dan berdaya. Program jamur tiram di Desa Persiapan Pinang Raya ini menjadi simbol kolaborasi, di mana Pertamina dan warga berjalan bersama menuju kesejahteraan,”
ujar Fitri Azizah, pendamping dari Pertamina EP Sangatta Field.

Ungkapan tersebut mendapat sambutan hangat dari warga. Salah seorang petani jamur tiram, Rahmat, mengaku merasakan manfaat besar dari kehadiran program ini.

“Kami sangat bersyukur. Pertamina tidak hanya datang memberi pelatihan, tapi juga mendampingi kami. Sekarang kami punya usaha jamur tiram yang bisa membantu ekonomi keluarga. Ini membuat kami semakin percaya diri untuk mengembangkan desa serta membantu pendapatan rumah tangga,”
ujarnya.

Menanggapi hal itu, pihak Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat agar usaha yang dirintis dapat berkembang lebih jauh.

“Program ini kami rancang untuk berkesinambungan. Tidak berhenti pada pelatihan, tetapi juga membantu masyarakat dalam mengelola usaha, termasuk strategi pemasaran hasil panen jamur tiram. Kami ingin memastikan bahwa produk warga Pinang Raya bisa menembus pasar yang lebih luas sehingga usaha ini benar-benar berdaya saing,” terang Fitri.

Sementara itu, Sekretaris KWT Berseri, Arniati, menjelaskan bahwa kelompok mereka kini telah mengelola 12 kumbung (rumah jamur) dengan kapasitas produksi rata-rata 60 hingga 100 kilogram jamur tiram per bulan. Dari hasil panen tersebut, sebagian diolah menjadi keripik dan sambal jamur tiram.

“Produk olahan kami sudah bersertifikat halal dan terdaftar HAKI, dan yang paling penting, kami tidak menggunakan bahan pengawet. Pemasarannya sebagian besar ke gerai oleh-oleh Sangatta dan beberapa hotel di wilayah Sangatta. Untuk jamur tiram mentah, kami juga punya beberapa pelanggan tetap yang sudah menjalin kerja sama dengan KWT Berseri,” ungkap Arniati dengan bangga.

Rahmat pun menaruh harapan besar agar program ini terus berkembang dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

“Kami berharap lembaga perbankan juga bisa melirik usaha jamur tiram ini. Dengan adanya bantuan permodalan, kami bisa memperbesar skala produksi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Pertamina sudah memulai, semoga ada sinergi dari pihak lain,”
harapnya.

Kini, jamur tiram yang tumbuh di kumbung sederhana bukan sekadar komoditas pangan, melainkan simbol kepedulian Pertamina EP yang tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya energi. Kehadiran perusahaan di Pinang Raya menjadi bukti bahwa pembangunan berkelanjutan hanya dapat terwujud ketika perusahaan, masyarakat, dan lembaga keuangan melangkah bersama menuju kemandirian.

Program ini juga sejalan dengan dokumen sosial mapping ring 1 Pertamina EP Sangatta Field, yang telah memetakan potensi sumber daya manusia, lokasi, serta potensi produksi masyarakat sekitar wilayah operasi. Dengan landasan tersebut, program budidaya jamur tiram tidak hanya relevan, tetapi juga tepat sasaran dan berkelanjutan, sesuai dengan semangat pemberdayaan ekonomi lokal dan keberlanjutan lingkungan yang menjadi komitmen Pertamina.