SANGATTA – Konsolidasi Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kutai Timur (Kutim) yang digelar di Pelangi Room Hotel Royal Victoria pada Kamis (24/4/2025) berlangsung penuh semangat kebersamaan. Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, yang menaruh harapan besar terhadap sinergi antara petani, perusahaan, dan pemerintah daerah.

Dalam sambutannya, Mahyunadi menegaskan pentingnya sektor kelapa sawit sebagai salah satu pilar masa depan ekonomi Kutim, terutama ketika cadangan batu bara mulai menipis.

“Sawit akan menjadi primadona jika batubara sudah tidak ada. Karena itu, industri hilir harus disiapkan sejak sekarang,” ujarnya.

Ia mendorong agar setiap pihak, khususnya para petani dan perusahaan, dapat mengelola keuntungan secara bijak.

Mahyunadi juga menekankan pentingnya penyelesaian persoalan lahan dan harga sawit secara musyawarah.

“Ketika ada masalah harga, persoalan lahan, dan tumpang tindih, mari diselesaikan secara baik. Kita harus terus bertukar pendapat untuk memajukan petani sawit,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa petani akan sangat diuntungkan apabila mendapat dukungan seperti kemudahan akses pupuk dan harga sawit yang stabil. Namun, semua itu harus dibarengi dengan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, termasuk dalam aspek lingkungan seperti AMDAL.

“Koordinasi dengan Pemkab sangat penting agar tidak ada benturan kebijakan,” ujarnya.

Pemkab Kutim, lanjut Mahyunadi, akan terus memberikan dukungan penuh bagi kemajuan pertanian kelapa sawit.

Sementara itu, Ketua FPKS Kutim, Nasruddin, menyampaikan komitmen forum dalam menjaga keharmonisan antara petani dan perusahaan. Ia meminta semua pihak menghindari kekerasan dalam menyelesaikan sengketa lahan.

“Forum ini tidak akan tinggal diam jika terjadi konflik. Kami mendorong komunikasi kekeluargaan dan musyawarah. Petani swadaya bukan perambah hutan, mereka hanya ingin bertahan hidup,” tegasnya.

Nasruddin juga berharap perusahaan perkebunan di Kutim mau membuka ruang diskusi dan menyelesaikan sengketa secara damai.

“Tugas kita juga menjaga kenyamanan investasi dan aset perusahaan. Karena itu, kami juga ingin dianggap sebagai bagian dari pihak yang menjaga aset tersebut,” ujarnya.

Ketua FPKS Kaltim, Asbudi, turut menekankan pentingnya forum ini dalam memberikan kontribusi positif bagi pemerintah maupun petani, baik secara internal maupun eksternal. Ia berharap FPKS terus mendapat dukungan dan diayomi oleh Pemkab Kutim.

Konsolidasi ini menjadi momentum mempererat sinergi petani, perusahaan, dan pemerintah demi kemajuan industri sawit yang berkelanjutan di Kutai Timur.(kopi13/Ltr1)