SANGKULIRANG – Dua lokasi fokus (lokus) di Desa Maloy, Kecamatan Sangkulirang, yang baru-baru ini dikunjungi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutim, ternyata tercatat sebagai keluarga berisiko stunting (KBS), Selasa (11/2/2025). Namun, setelah dilakukan penimbangan dan pengukuran anak, hasilnya menunjukkan kondisi anak-anak di dua lokus tersebut masih dalam keadaan normal, meskipun sebelumnya data menunjukkan adanya potensi risiko.
Sekretaris TPPS Kutim, Achmad Junaidi, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, menjelaskan bahwa penilaian risiko ini didasarkan pada data yang perlu dimutakhirkan.
“Ada data yang memang harus dimutakhirkan ulang. Jika pemutakhiran ini dilakukan, bisa jadi keluarga ini sudah keluar dari kategori keluarga berisiko stunting,” ungkap Junaidi saat diwawancarai usai kunjungan lapangan.
Junaidi menambahkan bahwa beberapa informasi di data yang ada sudah tidak lagi relevan. Contohnya, data menunjukkan keluarga tersebut masih menggunakan sumur bor untuk air bersih, padahal kini mereka sudah terhubung dengan PDAM. Begitu juga dengan kepesertaan Keluarga Berencana (KB), yang sudah beralih ke KB implan, serta beberapa perubahan lain yang menunjukkan kemajuan dalam kondisi sanitasi dan fasilitas keluarga. Dengan pemutakhiran data, keluarga yang sebelumnya tercatat berisiko stunting dapat segera dikeluarkan dari daftar tersebut.
Menurut Junaidi, langkah pemutakhiran data ini perlu dilakukan secara bertahap, dengan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK), Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kepala desa, serta camat setempat. Hal ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka keluarga berisiko stunting di Kecamatan Sangkulirang secara efektif.
Selain itu, Junaidi juga memberikan perhatian khusus pada masalah kesejahteraan keluarga di Sangkulirang, yang masih menduduki peringkat satu dalam kategori miskin ekstrim. Ia menyarankan agar camat dan kepala desa memberikan rekomendasi kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk memfasilitasi keluarga berisiko stunting agar mendapatkan akses pekerjaan, terutama di perusahaan-perusahaan sekitar kecamatan.
“Kami juga memberikan solusi bagi kepala keluarga yang ingin bekerja, seperti mengakses pendidikan paket A, B, dan C kesetaraan, yang disediakan gratis oleh pemerintah daerah,” tambahnya.
Kunjungan lapangan ini juga dihadiri oleh Sekretaris DPPKB BB Partomuan, para Kepala Bidang DPPKB, perwakilan BAZNAS, Kepala Desa Maloy Rusli, serta perangkat desa lainnya. Sementara itu, Plt Camat Sangkulirang, Cipto Buntoro, mengapresiasi upaya TPPS Kutim yang turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi keluarga berisiko stunting. Ia berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini, desa-desa di Sangkulirang dapat fokus pada penanganan stunting melalui anggaran yang tersedia.
“Kami sudah menganggarkan alokasi untuk pelatihan kader pembangunan manusia (KPM), kader posyandu, serta pemberian makanan tambahan (PMT) penurunan stunting,” terang Cipto.
Kegiatan dilanjutkan di Gedung Serba Guna (GSG) Desa Maloy dengan pemaparan data keluarga berisiko stunting, serta penyerahan bantuan paket gizi dari BAZNAS Kutim. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat upaya penanganan stunting di Kecamatan Sangkulirang menuju masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi anak-anak di wilayah ini.(*/Ltr1)