TELUK PANDAN – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutai Timur (Kutim) melanjutkan rangkaian kunjungan kerja lapangan ke Kecamatan Teluk Pandan, Jumat (7/2/2025) kemarin, setelah sebelumnya mendatangi Kecamatan Sangatta Selatan. Kegiatan yang bertajuk “Jemput Bola Stop Stunting” ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Achmad Junaidi, yang juga menjabat Sekretaris TPPS Kutim. Turut hadir Camat Teluk Pandan Anwar, perwakilan TP-PKK, BAZNAS Kutim, Tenaga Pendamping Keluarga (TPK), Pejabat DPPKB Kutim, Dinas Kesehatan (Dinkes), serta unsur muspika dan perangkat daerah terkait.

Dalam kunjungan ini, TPPS melakukan verifikasi data, sosialisasi program penanganan stunting, serta membahas langkah kolaboratif untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Achmad Junaidi menekankan pentingnya pendataan akurat dan pembaruan informasi secara berkala.

“Di Teluk Pandan, ada sekitar 500 kasus berisiko stunting, tetapi tidak semuanya valid. Jika tidak turun langsung ke lokus, kita tidak bisa melihat fakta sebenarnya. Di sinilah peran krusial TPK dan penyuluh KB untuk bersinergi dengan pemerintah kecamatan dan desa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, TPK bertugas memverifikasi, memvalidasi, dan memperbarui data By Name By Address (BNBA) setiap tahun.

“Data yang tidak mutakhir bisa menimbulkan kesalahan identifikasi. Misalnya, keluarga yang sudah tidak berisiko masih tercatat sebagai lokus stunting,” tambah Junaidi.

Ia juga mendorong optimalisasi peran Tokoh Agama (ToGa) dan Tokoh Masyarakat (ToMas) serta keterlibatan perusahaan melalui program CSR.

“Kami harap Indominco dan CSR lainnya dapat turun tangan sesuai data akurat dalam penanganan stunting di wilayah kerjanya,” imbuhnya.

Terakhir ia berharap langkah ini memantik kesadaran masyarakat sekaligus memastikan intervensi tepat sasaran.

“Kami tidak ingin kerja keras ini berhenti. Data akurat harus diikuti aksi nyata, mulai dari pendampingan keluarga hingga pemenuhan gizi balita,” tandasnya.

Sementara Camat Teluk Pandan, Anwar menyambut positif kunjungan TPPS ini. Ia mengakui perlunya peningkatan kapasitas petugas dalam pengelolaan data.

“Pembinaan teknis seperti cara pengisian data dan konsultasi dengan ahli diperlukan. Data tahun 2024 mungkin sudah tidak relevan, sehingga pelatihan menjadi urgensi,” ujarnya.

Anwar juga berkomitmen mengoptimalkan partisipasi kepala desa dan seluruh pemangku kepentingan dalam pertemuan mendatang. Menurutnya, penanganan stunting mustahil dilakukan tanpa kolaborasi.

“Kami optimis stunting di Teluk Pandan bisa turun signifikan menuju Kutim Hebat 2025-2029, asal semua sektor bersinergi,” tegas Anwar.

Hal ini sejalan dengan agenda TPPS yang menggaungkan integrasi 50 program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Kutim untuk penanganan stunting, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif.  Kegiatan ditutup dengan sosialisasi irisan program prioritas penanganan stunting yang melibatkan seluruh perangkat daerah. TPPS juga menggelar diskusi mendalam terkait data BNBA Anak Berisiko Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting, disertai penyerahan paket makanan bergizi oleh BAZNAS Kutim kepada warga berhak.(*/Ltr1)