SANGATTA – Sorak sorai menggema di setiap sudut Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ketika Persikutim United memastikan diri berlaga di Liga 3 Nusantara. Namun, euforia itu tak berlangsung lama. Hasil undian menempatkan mereka di Grup C, yang langsung dijuluki sebagai “grup neraka” oleh para pendukung setia. Persewar Waropen, Rans Nusantara FC, Persikar Karanganyar, dan Persinab Nabire Sang Maestro, bukan lawan sembarangan.
Di balik kerasnya persaingan, ada mimpi yang terus menyala di dada setiap pemain dan ofisial Persikutim United. Mimpi untuk membawa nama Kutim ke level yang lebih tinggi di kancah sepak bola nasional. Mimpi yang menjadi bahan bakar semangat mereka untuk terus berlatih dan berjuang.
Di bawah arahan pelatih Purwanto Buwono, Persikutim United terus mematangkan persiapan. Sentuhan magis sang pelatih mampu meramu strategi jitu dan membangkitkan mentalitas juara di dalam tim. Uji coba melawan Persetala Tanah Laut dan PKT Bontang menjadi ajang krusial untuk menguji kekompakan dan efektivitas strategi yang telah disiapkan.

Lebih dari sekadar pemain ke-12, para suporter Persikutim United adalah energi tanpa batas yang selalu hadir di setiap pertandingan. Dukungan mereka bukan hanya sekadar teriakan dan nyanyian, tetapi juga semangat yang membakar jiwa para pemain untuk memberikan yang terbaik di lapangan.
Bagi masyarakat Kutim, Persikutim United bukan hanya sekadar tim sepak bola. Mereka adalah simbol kebanggaan, identitas, dan harapan. Setiap gol yang tercipta, setiap kemenangan yang diraih, adalah representasi dari semangat dan kerja keras seluruh masyarakat Kutim.
Target lolos dari grup neraka dan melaju ke babak selanjutnya di Liga 3 Nusantara, bukan sekadar mimpi bagi Persikutim United. Dengan persiapan yang matang, strategi yang jitu, semangat pantang menyerah, dan dukungan penuh dari para suporter, mereka siap mengarungi setiap tantangan dan meraih mimpi yang lebih besar: promosi ke Liga 2.(Ltr1)

