SANGATTA – Seminar bertajuk “Self-Compassion sebagai Kunci Menghadapi Tekanan Hidup” diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pada Rabu (30/10/2024) di Ruang Meranti, Kantor Bukit Pelangi. Acara ini berhasil menghimpun peserta dari berbagai organisasi perempuan di Kutim, seperti Jalasenastri, Bhayangkari, dan Persit Chandra Kirana, menandakan kepedulian terhadap kesehatan mental perempuan semakin meningkat.
PLT Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan DP3A, Tutik Suprihatin, membuka seminar dengan menekankan pentingnya self-compassion bagi perempuan. “Kemampuan untuk mempraktikkan self-compassion adalah langkah awal yang sangat diperlukan demi menjaga kesehatan mental. Dengan mencintai diri sendiri, perempuan akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan tenang,” ujarnya.
Seminar ini juga ditujukan untuk menanggapi tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Kutim. Data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simponi) menunjukkan banyaknya kasus kekerasan yang mencerminkan perlunya peningkatan pemahaman tentang kesehatan mental. DPPPA berharap, peserta yang hadir dapat menyebarluaskan informasi ini agar perempuan lebih peka terhadap kesehatan mental mereka sendiri.
Yulia Wahyu Ningrum, psikolog dari Biro Psikologi MataVHati Samarinda, menjadi narasumber utama dalam seminar ini. Ia menjelaskan bahwa self-compassion melibatkan pemahaman mendalam atas perasaan saat menghadapi kesulitan. “Banyak perempuan merasa harus selalu kuat. Namun, bersikap lembut pada diri sendiri adalah aspek penting yang sering kali dilupakan,” ungkapnya, menekankan peran penting self-compassion sebagai perisai dalam menghadapi stres dan kecemasan.
Eni Widyawati, Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Perempuan Kementerian DPPPA, turut memberikan pandangan melalui sambungan video. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat sangat mendukung kegiatan edukasi seperti ini, yang diharapkan dapat membantu perempuan memahami pentingnya menjaga kesehatan mental.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan di Kutai Timur. Tutik menegaskan, “Edukasi menyeluruh tentang pentingnya mental yang sehat sangat penting untuk memberdayakan perempuan.”
Selain sesi pemaparan, seminar juga menyediakan ruang diskusi bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan mendalami cara praktis meningkatkan self-compassion dalam kehidupan sehari-hari. DPPPA berharap inisiatif ini dapat berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pemberdayaan perempuan serta kesehatan mental di Kutim.
Dengan kesadaran yang semakin meningkat, seminar ini menjadi platform penting untuk menyebarkan pemahaman tentang kesehatan mental, mendorong perempuan menjadi agen perubahan di komunitas mereka, dan berkontribusi dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan di wilayah tersebut. (Ltr1)